oleh:
padil hidayat
A. Pengertian
Sistem berlapis-lapis di masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah ‘’Social Stratification’’. Kata Stratification berasal dari stratum (jamak : strata yang berarti lapisan). Pitrium A. Sorokin mengatakan bahwa Social Stratification adalah pembeda penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah. Dasar dan inti lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat.
B. Terjadinya Lapisan-Lapisan dalam Masyarakat
Adanya sistim berlapis-lapis di dalam masyarakat, dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu jutuan bersama. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataan kehidupan dalam kelompok-kelompok sosial tidaklah demikian.
Sistem stratifikasi sosial yang dengan sengaja disusun biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formil, seperti misalnya pemerintahan, partai politik, perusahaan, angkatan bersenjata atau perkumpulan. Akan tetapi apabila masyarakat hidup dengan teratur, maka kekuasaan dan wewenang yang ada padanya harus dibagi-bagi pula, sehingga jelas bagi setiap orang ditempat-tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara vertikal dan horizontal. Apabila kekuasaan dan wewenang itu tidak dibagi-bagi secara teratur, maka kemungkinan besar akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat membahayakan keutuhan masyarakat.
C. Teori Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli
Dalam stratifikasi sosial, bayak para ahli filsafat yang memberikan pernyataan mereka mengenai stratifikasi yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Aristoteles, seorang ahli filsafat dari Yunani. Ia mengungkapkan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu : 1. mereka yang kaya sekali, 2. mereka yang sedang (biasa), 3. dan mereka yang melarat.
Ungkapan ini membuktikan bahwa di zaman sebelumnyapun telah dirasakan mengenai stratifikasi sosial. Pernyataan ini juga di kuatkan oleh Pitrium A.Sorokin. Ia mengungkapkan bahwa sistem yang berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Jadi sangat jelas apa yang diungkapkan oleh Aristoteles tentang stratifikasi sosial ini sudah dirasakan oleh masyarakat sejak zaman dahulu.
Selain Aristoteles Marxisme juga mengungkapkan bahwa pada pokoknya ada dua macam kelas dalam setiap masyarakat, yaitu : 1. Kelas yang memiliki tanah atau alat-alayt produksi lainnya, 2. Kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses produksi. Apabila ditelaah perihal kelas sebagaimana dipergunakan dalam teori Marxisme, istilah tersebut dipergunakan hanya dalam rangka atau segi ekonomi saja, walaupun adanya kelas-kelas tersebut berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya dari masyarakat.
Teori ini meramalkan akan terbentuknya suatu masyarakat dimana semua kelas akan lenyap dengan sendirinya sehingga terjadilah suatu classless society. Teori ini sangat belainan dengan teori sosiologi, dimana teori sosiologi mengungkapkan bahwa adanya kelas-kelas yang sosiologis senantiasa akan ada sepanjang masa didalam tiap-tiap masyarakat yang hidup teratur. Kiranya jelas bahwa teori yang diungkapkan oleh Marxisme sangatlah berlainan dengan teori yang diungkapkan oleh Ilmu Sosiologi.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi juga berpendapat bahwa, mereka yang posisinya tinggi akan cenderung mengakumulasikan posisi dalam dimensi berlainan. Sebagai contoh : Di Yogyakarta Atau di Solo, masih ada situasi dimana seseorang yang sudah lanjut usia, berbaju sederhana dan berjalan kaki, tiba-tiba dengan penuh rasa hormat, seseorang menyembahnya sambil duduk bersila karena beliau adalah seseorang bangsawan terpandang di kalangan kraton. Meskipun orang tua itu menurut adapt menduduki posisi cukup tinggi di kalangan kreton, akan tetapi belum tentu beliau mendapatkan posisi yang tinggi di bidang politik, ataupun mempunyai kekuasaan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar